ijir terbaru

Dukun Manten di Jawa

Dukun pengantin dalam tradisi pernikahan Jawa memainkan peran penting sebagai pembimbing spiritual dan penasihat dalam prosesi upacara pernikahan. Ritual ini bertujuan untuk melindungi mempelai dari energi negatif, memberikan wejangan tentang peran suami-istri, serta mempersiapkan mereka memasuki kehidupan rumah tangga.

Read More »

Makuțārama

Wahyu Makuțārama merepresentasikan cara pandang orang Jawa terhadap kehidupan yang dinamis, menyatu dalam siklus historis dan kosmis, dengan ajaran hasța-brāta sebagai pedoman moral tertinggi bagi pemimpin dalam mencapai harmoni universal.

Read More »

Diponegoro dan Identitas Nasionalisme

Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa (1825–1830) melawan penjajahan Belanda, membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia. Perjuangannya mengintegrasikan nilai spiritual dan budaya lokal, membentuk identitas kebangsaan. Meski akhirnya ditangkap dan diasingkan, semangat perjuangannya menginspirasi generasi penerus untuk melawan penindasan dan memperjuangkan keadilan.

Read More »

Tantangan Membumikan Pancasila

Pancasila menghadapi tantangan implementasi dari komunalisme, konflik internal dalam Islam, dan liberalisme Barat. Komunalisme mengutamakan kelompok sendiri, Islam terpecah dalam praktiknya, dan liberalisme melemahkan budaya serta agama. Ketidaksesuaian ini menghambat internalisasi Pancasila sebagai pedoman keberagaman Indonesia.

Read More »

Wahyu

Wahyu dalam tradisi Jawa melampaui makna literalnya, menjadi simbol kedalaman spiritual dan kebijaksanaan. Tidak terbatas pada pesan profetik, wahyu adalah petunjuk ilahi yang dapat diraih oleh siapa saja yang menyiapkan diri secara mental dan spiritual, seperti Arjuna dalam lakon Makuțārama.

Read More »

Sufisme Jawa dalam Serat Centhini

Soebardi dalam “Santri-Religious Elements As Reflected In The Book Of Tjëntini” (1971) mengungkap laku spiritual Syekh Among Raga mencapai tahap manunggal (penyatuan). Untuk mencapai kesempurnaan itu, orang harus memadukan pengetahuan esoteris (widji nugraha) dan pengetahuan eksoteris (wadah sakalir). Menurutnya, wadah sakalir dan widji nugraha harus saling melengkapi. Inilah puncak spiritualitas di Jawa.

Read More »

Praktik dan Motif Jilbab Pasca Orde Baru

Jilbab dipandang sebagai simbol kesalehan universal yang mencerminkan keterlibatan Islam dalam kehidupan modern, sekaligus menolak narasi bahwa penggunaan jilbab adalah bentuk tradisionalisme atau anti-modernisme. Berawal dari kelompok kecil mahasiswi di akhir 1970-an, penggunaan jilbab meningkat pesat pada 1990-an seiring dengan kebangkitan Islam dan perubahan sosial politik. Setelah pelarangan penggunaan jilbab di ruang publik dihapus, terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah perempuan berjilbab, khususnya di kalangan mahasiswi kelas menengah.

Read More »